Tampilkan postingan dengan label DCF. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label DCF. Tampilkan semua postingan

DIENG NEGERI ATAS AWAN


         
     Dieng berada di ketinggian 2093 Mpdl merupakan salah satu dataran tinggi di jawa tengah

Etimologi

Nama Dieng berasal dari gabungan dua kata bahasa Kawi: "di" yang berarti "tempat" atau "gunung" dan "Hyang" yang bermakna (Dewa). Dengan demikian, Dieng berarti daerah pegunungan tempat para dewa dan dewi bersemayam. Teori lain menyatakan, nama Dieng berasal dari bahasa Sunda ("di hyang") karena diperkirakan pada masa pra-medang (sekitar abad ke-7 Masehi) daerah itu berada dalam pengaruh politik kerajaan galuh

Geologi

Dataran tinggi Dieng atau juga di kenal dengan sebutan Dieng Plateu adalah dataran dengan aktivitas vulkanik di bawah permukaannya. Sesungguhnya ia adalah kaldera dengan gunung-gunung di sekitarnya sebagai tepinya. Terdapat banyak kawah sebagai tempat keluarnya gas, uap air dan berbagai material vulkanik lainnya. Keadaan ini sangat berbahaya bagi penduduk yang menghuni wilayah itu, terbukti dengan adanya bencana letusan gas Kawah Sinila 1979. Tidak hanya gas beracun, tetapi juga dapat dimungkinkan terjadi gempa bumi, letusan lumpur, tanah longsor, dan banjir.
Selain kawah, terdapat pula danau-danau vulkanik yang berisi air bercampur belerang sehingga memiliki warna khas kuning kehijauan.
Secara biologi, aktivitas vulkanik di Dieng menarik karena ditemukan di air-air panas di dekat kawah beberapa spesies bakteri termofilik ("suka panas") yang dapat dipakai untuk menyingkap kehidupan awal di bumi.

Kawah-kawah

Kawah aktif di Dieng merupakan kepundan bagi aktivitas vulkanik di bawah dataran tinggi. Pemantauan aktivitas dilakukan oleh PVMBG melalui Pos Pengamatan Dieng di Kecamatan Karangtengah. Berikut adalah kawah-kawah aktif yang dipantau:
  • Candradimuka
  • Sibanteng
  • Siglagah
  • Sikendang, berpotensi gas beracun
  • Sikeri
  • SiidangSilnila, berpotensi gas beracun
  • Timbang, berpotensi gas beracun
Kawah Sibanteng
Sibanteng terletak di Desa Dieng Kulon. Kawah ini pernah meletus freatik pada bulan Januari 2009 (15/1), menyebabkan kawasan wisata Dieng harus ditutup beberapa hari untuk mengantisipasi terjadinya bencana keracunan gas. Letusan lumpurnya terdengar hingga 2 km, merusak hutan milik Perhutani di sekitarnya, dan menyebabkan longsor yang membendung Kali Putih, anak Sungai Serayu.
Kawah Sibanteng pernah pula meletus pada bulan Juli 2003.
Kawah Sikidang]
Sikidang adalah kawah di Dieng yang paling populer dikunjungi wisatawan karena paling mudah dicapai. Kawah ini terkenal karena lubang keluarnya gas selalu berpindah-pindah di dalam suatu kawasan luas. Dari karakter inilah namanya berasal karena penduduk setempat melihatnya berpindah-pindah seperti kijang (kidang dalam bahasa jawa).
Kawah Sileri

Kawah Sileri
Sileri adalah kawah yang paling aktif dan pernah meletus beberapa kali (berdasarkan catatan: tahun 1944, 1964, 1984, Juli 2003, dan September 2009). Pada aktivitas freatik terakhir (26 September 2009) muncul tiga celah kawah baru disertai dengan pancaran material setinggi 200 meter.
Kawah Sinila]












Sinila terletak di antara Desa Batur, Desa Sumberejo, dan Desa Pekasiran, Kecamatan Batur. Kawah Sinila pernah meletus pada pagi hari tahun 1979, tepatnya 20 Februari 1979. Gempa yang ditimbulkan membuat warga berlarian ke luar rumah, namun mereka terperangkap gas racun yang keluar dari Kawah Timbang akibat terpicu letusan Sinila. Sejumlah warga (149 jiwa) dan ternak tewas keracunan gas karbondioksida yang terlepas dan menyebar ke wilayah pemukiman.
Kawah Timbang
Timbang adalah kawah yang terletak di dekat Sinila dan beraktivitas sedang. Meskipun kurang aktif, kawah ini merupakan sumber gas CO2 berkonsentrasi tinggi yang memakan ratusan korban pada tahun 1979. Kawah ini terakhir tercatat mengalami kenaikan aktivitas pada bulan Mei 2011 dengan menyemburkan asap putih setinggi 20 meter, mengeluarkan CO2 dalam konsentrasi melebihi ambang aman (1.000 ppm, konsentrasi normal di udara mendekati 400 ppm) dan memunculkan gempa vulkanik. Pada tanggal 31 Mei 2011 pagi, kawah ini kembali melepaskan gas CO2 hingga mencapai 1% v/v (100.000 ppm) disertai dengan gempa tremor. Akibatnya semua aktivitas dalam radius 1 km dilarang dan warga Dusun Simbar dan Dusun Serang diungsikan .

Puncak-puncak

  • Gunung Sumbing(3.371 mdpl)
  • Gunung Sindoro (3.150 mdpl)
  • Gunung Prau (2.565 mdpl)
  • Gunung Pakuwaja (2.450 mpdpl)
  • Gunung Sikunir (2.350mdpl), tempat wisata, dekat Sembungan

Danau vulkanik


Telaga Dringo pada tahun 1937
  • Telaga Warna, objek wisata dengan tempat persemadian di dekatnya
  • Telaga Cebong, dekat desa wisata Sembungan
  • Telaga Merdada
  • Telaga Pengilon
  • Telaga Dringo
  • Telaga Sinila

Iklim

Dieng memiliki iklim hangat dan sedang. Hujan sering terjadi di wilayah Dieng, bahkan di musim kemarau.Rata-rata suhu tahunan di Dieng adalah 14.0 °C.
Sumber: [8]

Obyek wisata


Kompleks Candi Arjuna, Dieng

Sesajian di Candi Parikesit pada tahun 1880-an (gambar dari majalahEigen Haard)
Alam pegunungan yang indah dan Beberapa peninggalan budaya telah dijadikan sebagai objek wisata dan dikelola bersama oleh dua kabupaten, yaitu Banjarnegara dan Wonosobo. Berikut beberapa objek wisata di Dieng.
  • Telaga: Telaga Warna, sebuah telaga yang sering memunculkan nuansa warna merah, hijau, biru, putih, dan lembayung,Telaga Pengilon, yang letaknya bersebelahan persis dengan Telaga Warna, uniknya warna air di telaga ini bening seperti tidak tercampur belerang. Keunikan lain adalah yang membatasi Telaga Warna dengan Telaga Pengilon hanyalah rerumputan yang terbentuk seperti rawa kecil. telaga Merdada adalah merupakan yang terbesar di antara telaga yang ada di Dataran Tinggi Dieng. Airnya yang tidak pernah surut dijadikan sebagai pengairan untuk ladang pertanian. Bahkan Telaga ini juga digunakan para pemancing untuk menyalurkan hobi atau juga wisatawan yang sekadar berkeliling dengan perahu kecil yang disewakan oleh penduduk setempat.
  • Kawah: Sikidang, Sileri, Sinila (meletus dan mengeluarkan gas beracun pada tahun 1979 dengan korban 149 jiwa), Kawah Candradimuka.
  • Kompleks candi-candi Hindu yang dibangun pada abad ke-7, antara lain: Candi Gatotkaca, Candi Bima, Candi Arjuna,Candi Semar, Candi Sembadra, Candi Srikandi, Candi Setyaki, Gangsiran Aswatama, dan Candi Dwarawati.
  • GuaGua Semar, Gua Jaran, Gua Sumur. Terletak di antara Telaga Warna dan Telaga Pengilon, sering digunakan sebagai tempat olah spiritual.

Sumur Jalatunda pada tahun 1937
  • Sumur Jalatunda.
  • DPT(Dieng Plateu Theater) adalah tempat dimana kita bisa menyaksikan film dokumenter  tentang kegunungapian dan Budaya yang ada di Dieng Plateau.
  • Musium Kailasa menyimpan artefak dan memberikan informasi tentang alam (geologi, flora-fauna), masyarakat Dieng (keseharian, pertanian, kepercayaan, kesenian) serta warisan arkeologi dari Dieng. Memiliki teater untuk melihat film, panggung terbuka di atas atap museum. 
  • Mata air Sungai Serayu, sering disebut dengan tuk Bima Lukar (Tuk = mata air).

Pertanian

Kawasan Dieng merupakan penghasil sayuran dataran tinggi untuk wilayah Jawa Tengah. kentang adalah komoditas utama. Selain itu, wortelkubis, dan bawang-bawangan dihasilkan dari kawasan ini. Selain sayuran, Dieng juga merupakan sentra penghasil pepaya gunung (carica), jamur, buah kemar(terong Belanda), dan purwaceng.
Namun, akibat aktivitas pertanian yang pesat kawasan hutan di puncak-puncak pegunungan hampir habis dikonversi menjadi lahan pertanaman sayur.

Lapangan geotermal

Kawasan Dieng masih aktif secara geologi dan banyak memiliki sumber-sumber energi hidrotermal. Ada tiga lapangan hidrotermal utama, yaitu Pakuwaja, Sileri, dan Sikidang. Di ketiganya terdapat fumarola (kawah uap) aktif, kolam lumpur, dan lapangan uap. Mata air panas ditemukan, misalnya, di Bitingan, Siglagah, Pulosari, dan Jojogan, dengan suhu rata-rata mulai dari 25 °C (Jojogan) sampai 58 °C (Siglagah). Kawasan Sikidang telah mulai dimanfaatkan sebagai sumber energi hidrotermal.  

 Demikian sepintas tentang Dieng bagi anda yang ingin mengunjunginya kami siap melayani dan
membantu anda  silahkan hubungi kami

marketing Qilfas EO Nur Rohmat 085228104543-08564176699

Tiket Dieng Culture Festifal





Tiket Khusus Dieng Culture Festival 2016


Dieng Culture Festival (DCF) kembali akan digelar untuk yang ke-7 kalinya di Dataran Tinggi Dieng. Komunitas Dieng Pandawa sebagai penyelenggara acara berencana menyuguhkan beragam pertunjukan dan acara dalam event kebudayaan tahunan ini. Selain acara ritual potong rambut anak gembel sebagai acara puncak DCF, selama 3 (tiga) hari sejak tanggal 5-7 Agustus 2016 pengunjung DCF dapat menyaksikan ragam acara seperti;jazzatasawan, pemutaran film, wayang kulit dan seni tradisional lainnya, penerbangan lampion, pesta kembang api, kirab budaya, serta pameran produk kerajinan/industri kreatif dan kuliner dari dataran tinggi Dieng.
           
Penyelenggara memberlakukan tiket khusus Dieng Culture Festival 2016 agar pengunjung bisa leluasa mengikuti rangkaian acara tersebut. Namun, tiket khusus yang dijual jumlahnya sangat terbatas, hanya 3500 tiket. Sedangkan pengunjung yang biasanya menghadiri acara Dieng Culture Festival selama tiga hari mencapai lebih dari 100.000 ribu orang. Bagi yang tidak kebagian tiket khusus DCF, dapat membeli tiket wisata reguler, namun ada pembatasan akses terhadap beberapa venue pertunjukan / acara. Pengunjung dengan tiket wisata reguler tidak bisa masuk venue pertunjukan jazz atas awan (hanya bisa menyaksikan dari luar pagar pembatas) dan tidak bisa masuk lokasi acara ritual cukur rambut anak gembel di kompleks Candi Arjuna.
    

Kenapa penyelenggara membatasi jumlah tiket khusus tersebut? karena lokasi acara ritual cukur rambut anak gembel di sekitar kompleks Candi Arjuna juga terbatas, venue yang tersedia hanya memuat sekitar 5000 orang. Maka demi menjaga keamanan dan kelestarian Candi, serta kesakralan upara ritual, kami membatasi jumlah peserta yang dapat mengikuti acara langka tersebut.
Harga tiket khusus presale DCF adalah RP 250.000. Untuk mendapatkan tiket khusus DCF tersebut, wisatawan dapat membelinya dengan cara; [1Online Namun, kami memberlakukan pembatasan pembelian tiket, dimana setiap pemesan hanya bisa maksimal memesan dua tiket khusus DCF saja, [2] pembelian tiket khusus DCF secara offline di berbagai kota dan lokasi yang bekerjasama dengan Penyelenggara DCF, dan [3] pembelian tiket melalui agen / biro wisata yang bekerjasama dengan Penyelenggara DCF. Kami juga akan menjual tiket on the spot di lokasi dengan jumlah yang sangat terbatas, dan harga yang lebih mahal menjadi Rp 350.000.
            
Benefit yang didapat oleh wisatawan yang memiliki tiket khusus DCF adalah; [1] free pas masuk lokasi wisata kawasan candi arjuna, kawah sikidang dan telaga warna selama festival berlangsung, [2] mendapatkan t-shirt khusus DCF (all size), [3] mendapatkan 1 buah lampion, [4] mendapatkan 1 buah kembang api, [5] bisa masuk venue/lokasi pertunjukan jazz atas awan, [6] bisa mendaftarkan diri menjadi peserta kirab budaya (terbatas hanya 100 orang), dan [7] mendapatkan selendang khusus untuk dipergunakan saat upacara ritual cukur rambut gembel.
Penyelenggara DCF tidak memberlakukan refund, artinya tiket khusus DCF yang sudah dibeli tidak dapat dikembalikan kepada penyelenggara. Jika ada wisawatan yang telah membeli tiket khusus DCF tetapi batal berangkat karena sesuatu hal, diperkenankan untuk menjual kembali kepada pengunjung yang lain yang membutuhkan..

 marketing
NUR ROHMAT
 085228104543-085641766999
office phone:02863301699